Sebuah penelitian terbaru menunjukkan potensi besar pengembangan minuman cokelat instan yang tidak hanya meningkatkan nilai ekonomi produk pertanian, tetapi juga berkontribusi pada Sustainable Development Goals (SDGs). Kakao merupakan salah satu komoditas pertanian yang bernilai ekonomi tinggi, dimana Indonesia menduduki peringkat ke 7 dunia dalam produksi kakao (ICCO, 2020). Beberapa daerah di Indonesia merupakan penghasil kakao, salah satunya Daerah Istimewa Yogyakarta.
Penelitian dengan judul “Analysis of Cocoa Instant Powder : Interactions between Fat Content, Types of Sugar, and Drying Methods” penelitian ini fokus pada proses instantisasi bubuk cokelat dari beberapa jenis kandungan lemak pada bubuk kakao yang berbeda dan salah satunya memanfaatkan biji kakao lokal Kulon Progo. Pengaruh perlakuan seperti kandungan lemak, jenis gula, dan metode pengeringan pada hasil bubuk kakao instan. Sifat instan bubuk kakao, seperti kelarutan dan dispersibilitas, menjadi ciri kualitas minuman instan. Proses instanisasi minuman kakao menghadirkan tantangan teknologi yang kompleks, terutama terkait dengan menjaga kualitas produk, meningkatkan kelarutan, dan menjaga karakteristik nutrisi.